Eastmono Garage, Bengkel Spesialis Moge Klasik
Bengkel merupakan tempat yang tak bisa dipisahkan tentunya dari para biker. Karena di tempat itulah biker bisa memperbaiki tunggangan mereka atau mungkin hanya sekadar mempercantik tampilan.
Autoride- Di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur, terdapat sebuah bengkel di komplek perumahan yang cukup ‘spesial’. Dikatakan spesial karena bengkel ini bertempat di kediaman milik Indro Warkop. Ya, di teras rumah milik om Indro inilah Eastmono Garage berdiri.
Dirintis sejak 2014, Eastmono Garage merupakan bengkel yang mengkhususkan diri sebagai ‘rumah sakit’ untuk motor klasik ber-cc besar. Terlihat tak seperti bengkel memang jika melihat secara langsung. Namun jangan salah, karena faktanya banyak ‘pasien’ berhasil disembuhkan oleh bengkel yang dimiliki Andika Ismono dan Harley Kusumanegoro tersebut.
–> Yamaha NMax Buatan Pulogadung Jadi Motor Paddock MotoGP
Berawal dari Bengkel Keluarga
Bermula dari bengkel yang awalnya hanya menangani motor milik keluarga om Indro, kini Eastmono Garage mulai dikenal oleh kalangan biker klasik. “Awal mula itu sebenarnya hanya ngurusin motor keluarga om Indro, seperti motor Ale, dan Ipoet. Tapi, makin ke sini banyak anak-anak datang untuk servis. Akhirnya, minta izin buat mendirikan bengkel di sini, dan berlanjut sampai sekarang kita terima orderan dari luar juga,” ucap Dika sapaan akrabnya saat berbincang dengan Autoride.
Soal nama Eastmono Garage, cerita unik pun dibagikan oleh bro Dika. “Nama itu lucu-lucuan aja tadinya. Nama gue kan Andika Ismono, jadi bikin Ismono Garage aja, cuma ‘Is’ nya diganti kebaratan jadi East,” jelasnya sembari tertawa.
Melongok ke dalam, terlihat deretan motor Harley-Davidson klasik seperti Shovelhead, Sportster, dan WL terparkir rapi. Meski semuanya Harley, Dika menyebut bengkelnya juga bisa menangani motor lainnya. “Sebenarnya ngga cuma Harley, kemarin ada juga motor Inggris, Jepang yang klasik. Tetapi lebih banyak memang Harley yang datang”.
Mengenai spesialisasi motor klasik yang dipilih, Eastmono Garage punya alasan tersendiri. Disebutnya membedah motor klasik jauh lebih mudah untuknya, terutama soal sparepart.
“Rata-rata motor klasik karena yang model baru kita ngga ngerti. Bukan tidak mengerti tapi ribet aja karena motor baru serba modern, bingung juga, ditambah alat di sini terbatas. Lagi pula motor klasik itu gampang soal sparepart karena bisa dikanibal. Tapi kalo udah masuk tahun 2000 ke atas susah, persamaannya hampir ngga ada,” lanjut pria yang kini berusia 35 tahun tersebut.
–> Buka Puasa Bersama SL Never Die Indonesia (SLNDI) Jadi Ajang Temu Kangen
Layani Jasa Modifikasi Mesin
Berstatus bengkel rumahan, jasa yang ditawarkan di sini ternyata cukup lengkap. Bahkan, mereka juga menerima permintaan customer jika ada yang ingin membangun motor dan bore up pada sektor mesin.
“Kami terima untuk ngerakit motor dari nol, sudah banyak juga yang kami buat sejak 2014. Kalo untuk bore up untuk kencang bisa aja, tapi saya lihat orangnya dulu karena itu buang duit, kasihan motor juga. Paling kita menyarankan buat porting polish aja”.
Nyaman menggeluti bidang klasik, tentunya ada saja hal yang merepotkan karena tak semua motor jadul bisa dengan mudah ditangani, salah satunya jenis Harley-Davidson WLA dan WLC. “Sektor mesin sebenarnya ngga ada yang terlalu ribet. Paling masalah utama itu girboks, itu paling sulit WL. Jenis WL memang ngga bisa plug and play, ada yang harus diganjal atau apalah. Kesulitannya di situ,” bebernya.
Selain itu, tingkat kesulitan lebih tinggi dialami saat customer ingin mengembalikan motor kesayangannya dalam kondisi orisinil. Di sini, kesabaran diuji karena biasanya memakan waktu sangat lama.
“Ngomplitin barang orisinil itu bisa berbulan-bulan atau bahkan setahun, seperti WL milik om Indro ini udah lama karena nunggu part yang belum ada. Kalau sudah begitu, mau ngga mau order ke luar negeri dan barang baru 3 minggu sampai. Tapi sebisa mungkin kita cari di sini karena lebih nyaman dapat part dari teman, bisa dicoba dulu. Kalau beli dari luar seandainya salah ngga bisa ditukar”.
Terakhir, soal perawatan, pria ramah senyum itu membagikan kiat agar motor klasik tetap prima meski sudah tak lagi muda. “Intinya motor klasik itu hanya rajin ganti oli dan cara berkendara, tergantung pemakainya gimana, kalau ngga aneh-aneh pasti aman. Biasanya masalah utama di sektor rem karena kebiasan buruk biker saat motor jalan rem ditekan. Yang harus diperhatikan pada bagian seal-seal kaliper, selang, atau masternya. Satu lagi, kopling juga sering gosong kalau di Jakarta macet-macetan, itu karena kebiasaan kopling digantung,” pungkas bro Dika.