Hanin Cinonk, Pembalap Cilik Asal Bandung Terjun Balap Gara-Gara LENKA
Hanin Cinonk, pembalap cilik yang juga seorang perempuan ini selalu memberikan penampilan apiknya pada setiap laga yang diikutinya.
Autoride – Hanin Dhiya Humaira, pembalap cilik ini lebih dikenal dengan nama panggung Hanin Cinonk. Meski lahir sebagai seorang perempuan, namun memiliki bakat balap yang luar biasa. Meski perlu diketahui, dia juga lahir bukan dari keluarga pembalap. Alias tidak memiliki darah ketutunan seorang pembalap.
Kendati demikian, Hanin Cinonk sudah memiliki banyak prestasi di berbagai ajang balap pocket bike atau balap MiniGP. Terjun ke dunia balap, menurut sang ibu, Shinta, dilakukan secara tidak sengaja. Bermula pada saat Hanin Cinonk menginjak usia lima tahun.
“Terjun balap adalah keinginan Hanin sendiri sejak akhir tahun 2021. Jadi saat dia ulang tahun kelima, bapaknya membelikan hadiah motor LENKA. Iseng saja dibelikan motor LENKA, padahal saat itu Hanin belum bisa naik sepeda. Pas dibeliin motor LENKA langsung bisa meski jatuh-jatuh,” buka Shinta.
Kini Hanin sudah menginjak usia 8 tahun dan menduduki bangku sekolah kelas 2 SD. Perempuan cilik kelahiran Bandung, 19 April 2016 silam ini memang memiliki ketertarikan tersendiri di dunia balap yang mayoritas diisi oleh para pria.
“Sebelum terjun balap, pernah saya masukin les ke beberapa bidang lain seperti renang, badminton, bahkan sampai saya ikutin les nyanyi, menari juga pernah. Tapi tetap motor yang dipilih.,” sambung Shinta saat bebrincang dengan Autoride.
Untuk semakin mengasah skill balapnya, kedua orang tua Hanin pun sepakat untuk mendaftarkan sang anak ke sekolah balap Ocktane Racing School di Bandung, Jawa Barat pada tahun 2021. Langkah tersebut ternyata membuahkan hasil.
Kini bakat balap Hanin semakin tumbuh matang. Terbukti dengan banyaknya prestasi yang sudah diraihnya di beberapa event balap yang pernah diikutinya. Beberapa event balap yang pernah diikutinya antara lain West Java Road Race, FIM MiniGP 2023, dan di beberapa gelaran balap di Jogja, Malang, hingga Jakarta.
“Awalnya deg-degan lihat anak pas turun balap, dan saat anak jatuh saya nangis. Pernah jatuh dan cedera di tangan pada tahun 2022 akhir. Saya kira bakal kapok, ternyata setelah sembuh malah tambah semangat. Saya melihat ada potensi, makanya sy dukung. Konsisten latihan, dari rajin latihan hasilnya sudah bisa kelihatan,” papar Shinta.
Hanin sendiri memiliki dua sudara, dia anak kedua. Anak pertama memilih jalur prestasi yang berbeda yakni mencoba peruntungan menjadi atlet badminton.
Menjadi pembalap idolanya adalah Pecco Bagnaia, pembalap Italia yang merupakan Juara Dunia MotoGP 2023. (Maston/Foto: ist)