Shockbreaker Mobil Bocor, Apa Gejala dan Dampaknya?
Shockbreaker mobil merupakan faktor utama dalam kenyamanan mobil. Bila kerjanya terganggu, sudah pasti kenyamanan berkendara bakal hilang
Autoride- Shockbreaker mobil mempunyai peran yang penting dalam struktur suspensi mobil. Kinerja utama dari sokbreker adalah meredam guncangan berlebih yang diakibatkan oleh ban dan per dari mobil. Ibaratnya, bila kita mengendarai mobil tanpa shockbreaker, maka impresinya akan seperti naik jungkat-jungkit. Mobil akan selalu memantul atas bawah. Ketika ditambahkan shockbreaker, maka pantulan ini akan diredam semaksimal mungkin. Sehingga kita tetap merasa nyaman saat berkendara.
Sayangnya, seiring pemakaian maka shockbreaker mobil akan menemukan masa berakhir tugasnya. Gejala shockbreaker mobil yang mulai lemah bisa kita rasakan sendiri. Biasanya, ketika sehabis melintasi jalan bergelombang, mobil lebih banyak mengayunnya. Hal ini karena sokbreker sudah tidak bisa meredam daya pantul dari per. Sehingga ayunannya lebih banyak.
–> Touring Wajib ke-3 ARCI Lombok Nikmati Indahnya Bukit Selong

Sedangkan untuk fisik, shockbreaker yang sudah lemah biasanya mulai terlihat rembesan oli di bagian luarnya. Oli yang sudah merembes keluar menandakan shockbreaker sudah tidak optimal meredam daya pantulan per. Karena sejatinya, pantulan per itu diredam oleh sifat hidraulis dari oli shockbreaker. Sekalipun sokbreker sudah menggunakan jenis gas, namun tetap ada kandungan oli di dalamnya. Tujuannya untuk memperlembut bantingan.
Berdampak Pada Keseluruhan Kaki-Kaki Mobil
Dampak yang dihasilkan dari shockbreaker yang sudah apkir adalah akan merusak kaki-kaki mobil seiring berjalannya waktu. Ketika melindas lubang atau melintasi jalan bergelombang, maka benturan pertama kali akan diserap oleh velg dan ban. Karena kedua perangkat ini sifatnya kurang bisa meredam benturan, maka energi benturan akan turut serta diserap komponen lain. Seperti ball joint, tie rod, support mounting, bahkan sasis mobil.
–> Mengenal Sunburn yang Menjadi Momok Speedometer Digital
Hal ini akan menyebabkan komponen kaki-kaki semakin pendek usianya. Dan yang paling merana adalah ban, karena tumpuan peredaman benturan berpindah ke ban. Akibatnya, ban akan mengalami stres dan efek sampingnya, telapak ban tidak merata habisnya.
Karena itu, jika shockbreaker sudah mulai lemah, sebaiknya segera diganti baru demi keamanan dan kenyamanan selama berkendara. Jika dana belum cukup untuk mengganti shockbreaker baru, maka rekondisi bisa menjadi pilihan. Namun harap diingat, rekondisi shockbreaker hanya untuk sementara saja. Karena kualitas rekondisi yang dihasilkan tentu saja tidak sebaik racikan pabrikan. (Foto: Istimewa)