Gitry “Miss Yellow”, Si Lady Bikers Setia Cocok Jadi Panutan
Lady Bikers Dyah Novany Gitry akrab disapa Gitry Miss Yellow sudah mulai mengendarai sepeda motor sejak masih dibangku SMP.
Autoride – Lahir di Jakarta pada 12 November 1982 silam, perempuan berjuluk Gitry Miss Yellow mengaku sudah sejak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai hobi naik motor. Menurutnya, menggunakan moda transportasi roda dua ini bisa lebih simple dan tentu saja lebih efisien waktu.
Lady bikers yang juga seorang karyawan tetap di sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan ini menyebut Suzuki Tornado adalah motor pertamanya. Bahkan sudah bisa bawa motor tersebut sejak SMP. Dari yang awalnya nyobain motor temen hingga memberanikan diri belajar autodidak.
Pengalaman masa remaja yang memang sudah akrab dengan sepeda motor terus menempa diri Gitry hingga kini. Tak sebatas hanya menjadi bikers biasa seperti pada umumnya, namun dirinya juga gabung di salah satu komunitas yang ada di Bekasi, Jawa Barat.
“Saya gabung di Honda Supra X 125 Community (HSX125C) Bekasi Chapter sejak 2009 sampai sekarang. Walaupun sudah punya Honda CB150R saya masih member aktif di HSX125C dengan nomor ID #288. Di HSX125C saya saat ini menjabat sebagai bendahara,” buka Gitry kepada Autoride.
Gitry memang menjadi salah satu contoh bikers yang bukan kutu loncat. Artinya, dia masih tetap setia dengan komunitas yang diikutinya sejak tahun 2008 silam. Dirinya juga tidak pernah gabung di komunitas lain, hanya di wadah-wadah atau paguyuban tertentu seperti Komunitas Motor Box, Nusantaride, Baderhood, dan Ladies Motobike.
“Pengalaman menarik menjadi seorang lady bikers dan gabung ke sebuah komunitas menurut saya adalah ketika riding dijalan dan ketemu temen-temen biker lain yang menyapa. Makanya saya gak pernah takut touring sendirian,” ujarnya dibarengi senyum kecil.
“Kebetulan saya lebih senang berteman dengan laki-laki yang gak banyak drama seperti perempuan. Tapi gak semua perempuan jug ya banyak drama. Saya juga punya banyak teman perempuan yang sefrekuensi dengan saya.”
Diakui Gitry, pengalaman touringnya mungkin tidak sejauh para lady bikers yang lain seperti ke 0KM Sabang, Aceh atau berbagai daerah di luar pulau. Hal itu karena dirinya juga harus menyelesaikan pekerjaan yang memang menjadi rutinitasnya setiap hari.
“Saya bekerja di tempat yang gak gampang ambil cuti panjang. Tapi kalau pengalaman touring pakai Supra, saya sudah pernah sampai ke Pringsewu, Lampung. Pakai CB150R baru sampai Jogjakarta.”
“Tantangan menjadi seorang lady bikers lebih ke bagaimana kita beradaptasi di mana kita berada yang memang dunianya didominasi sama laki-laki. Karena banyak sekali omongan miring tentang lady biker, makanya saya selalu menunjukkan kalau saya bukan sekadar lady biker yang maaf ya mungkin bisa dibilang menclok sana sini. Saya buktikan dengan saya menjadi Ketua Umum Paguyuban Motor Honda Bekasi (PMHB). Saya belajar berorganisasi dengan baik,” jelas Gitry.
Selama gabung dengan komunitas, banyak pengalaman yang didapatkan Gitry. Mulai dari pengalaman punya teman baru sampai ke pengalaman dalam berorganisasi dan tentang ilmu safety riding yang tidak bisa dia dapatkan di tempat lain.
“Saya gak punya keahlian khusus, saya cuma senang riding. Enaknya gabung ke komunitas, bagi saya enak aja punya banyak teman baru, pengalaman baru, ilmu tentang berkendara yang baik dengan ikut pelatihan safety riding dan tentu bisa punya pengalaman berorganisasi,”
“Komunitas menurut saya adalah tempat di mana saya dan teman-teman yang sefrekuensi punya tujuan yang sama, yaitu silaturahmi dan menjalin hubungan antar komunitas lain,” pungkasnya. (Maston/Foto: Dok. Gitry)